Involusi
Pertanian : Proses Perubahan Ekologi di Indonesia
Clifford
Geertz
Tulisan ini merupakan sebuah buku karya
seorang antropolog bernama Cliford Geertz. Tulisan setebal 181 halaman ini
menggambarkan pemikiran Geertz dalam melihat proses transformasi ekologi di
Indonesia saat itu, dimana Geertz melihat adanya involusi yakni “kemunduran”
dalam bidang ekologis khusnya dalam bidang pertanian. Buku involusi pertanian,
merupakan buku yang teoritik yang menjelaskan detil sejarah mulai dari tahun
1958. Buku ini mengusung analisis sejarah dan ekologi tentang munculnya dan
berkembangnya dualisme ekonomi (seperti yang dibahas oleh tesis Boeke) di Jawa,
yang dicerminkan sebagai “inner indonesia” atau bagian dalam dari Indonesia.
Tulisan ini pula secara tegas memberikan gambaran mengenai bentuk-bentuk
ekosistem yang ada pada “indonesia dalam” dan “indonesia luar tersebut” dengan
memberikan gambaran, ekosistem penunjang utamanya yakni sawah dan ladang.
Selanjutnya dalam buku ini studi Geertz
dalam mencoba menjelaskan juga mengenai pola-pola ekologis Indonesia, yang
diceritakan secara historis mulai dari zaman purba hingga pada zaman penjajahan
besar (kolonialisme Belanda), dimana secara singkat selanjutnya isi dalam buku
ini dapat dijelaskan dalam beberapa poin yakni : Pertama, kebijakan kolonial
Hindia Belanda (1619-1942) adalah membawa produk pertanian dari Jawa yang subur
ke pasar dunia, di mana produk-produk tersebut sangat dibutuhkan dan laku,
tanpa mengubah secara fundamental struktur ekonomi pribumi.
Namun,
pemerintah kolonial tak pernah berhasil mengembangkan ekonomi ekspor secara
luas di pasar dunia, seperti halnya Inggris pada masa yang sama, sehingga kepentingan
utama Pemerintah Belanda tetaplah bertumpu pada koloninya: Hindia Belanda.
Kedua,
upaya pemerintah kolonial untuk meraih pasar internasional adalah
mempertahankan pribumi tetap pribumi, dan terus mendorong mereka untuk
berproduksi bagi memenuhi kebutuhan pasar dunia. Keadaan ini mewujudkan
struktur ekonomi yang secara intrinsik tidak seimbang, yang oleh JH Boeke (1958)
disebut dualisme ekonomi. Ketiga,
pada sektor domestik, ada satuan pertanian keluarga, industri rumah tangga, dan
perdagangan kecil. Kalau pada sektor ekspor terjadi peningkatan yang dipicu
oleh harga komoditas dunia, maka sektor domestik justru mengalami kemerosotan
dan kemunduran. Tanah dan petani semakin terserap ke sektor pertanian komersial
yang dibutuhkan Pemerintah Hindia Belanda untuk perdagangan dunia.
Keempat, akibatnya adalah semakin
meningkatnya populasi petani yang berupaya melakukan kompensasi penghasilan
uang-hal ini semakin dimantapkan menjadi kebiasaan-dengan intensifikasi
produksi pertanian subsisten. Proses pemiskinan di pedesaan Jawa dijelaskan
Geertz dalam konteks ini. Kemiskinan di Jawa adalah produk interaksi antara
penduduk pribumi (petani di Jawa) dan struktur kolonial pada tingkat nasional
dalam konteks politik-ekonomi. Adapun keterkaitan proses pemiskinan dan tesis
involusi pertanian di Jawa, dijelaskan Geertz sebagai suatu pola kebudayaan
yang memiliki suatu bentuk yang definitif, yang terus berkembang menjadi
semakin rumit ke dalam. Pertanian dan petani Jawa secara khusus, dan kehidupan
sosial orang Jawa secara umum, harus bertahan untuk menghadapi realita
meningkatnya jumlah penduduk dan tekanan kolonial melalui proses
kompleksifikasi internal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar