Jumat, 13 Januari 2012

Book Review : Involusi Pertanian


Involusi Pertanian : Proses Perubahan Ekologi di Indonesia
                                               
Clifford Geertz

          Tulisan ini merupakan sebuah buku karya seorang antropolog bernama Cliford Geertz. Tulisan setebal 181 halaman ini menggambarkan pemikiran Geertz dalam melihat proses transformasi ekologi di Indonesia saat itu, dimana Geertz melihat adanya involusi yakni “kemunduran” dalam bidang ekologis khusnya dalam bidang pertanian. Buku involusi pertanian, merupakan buku yang teoritik yang menjelaskan detil sejarah mulai dari tahun 1958. Buku ini mengusung analisis sejarah dan ekologi tentang munculnya dan berkembangnya dualisme ekonomi (seperti yang dibahas oleh tesis Boeke) di Jawa, yang dicerminkan sebagai “inner indonesia” atau bagian dalam dari Indonesia. Tulisan ini pula secara tegas memberikan gambaran mengenai bentuk-bentuk ekosistem yang ada pada “indonesia dalam” dan “indonesia luar tersebut” dengan memberikan gambaran, ekosistem penunjang utamanya yakni sawah dan ladang.
        Selanjutnya dalam buku ini studi Geertz dalam mencoba menjelaskan juga mengenai pola-pola ekologis Indonesia, yang diceritakan secara historis mulai dari zaman purba hingga pada zaman penjajahan besar (kolonialisme Belanda), dimana secara singkat selanjutnya isi dalam buku ini dapat dijelaskan dalam beberapa poin yakni : Pertama, kebijakan kolonial Hindia Belanda (1619-1942) adalah membawa produk pertanian dari Jawa yang subur ke pasar dunia, di mana produk-produk tersebut sangat dibutuhkan dan laku, tanpa mengubah secara fundamental struktur ekonomi pribumi.
       Namun, pemerintah kolonial tak pernah berhasil mengembangkan ekonomi ekspor secara luas di pasar dunia, seperti halnya Inggris pada masa yang sama, sehingga kepentingan utama Pemerintah Belanda tetaplah bertumpu pada koloninya: Hindia Belanda.

Kedua, upaya pemerintah kolonial untuk meraih pasar internasional adalah mempertahankan pribumi tetap pribumi, dan terus mendorong mereka untuk berproduksi bagi memenuhi kebutuhan pasar dunia. Keadaan ini mewujudkan struktur ekonomi yang secara intrinsik tidak seimbang, yang oleh JH Boeke (1958) disebut dualisme ekonomi. Ketiga, pada sektor domestik, ada satuan pertanian keluarga, industri rumah tangga, dan perdagangan kecil. Kalau pada sektor ekspor terjadi peningkatan yang dipicu oleh harga komoditas dunia, maka sektor domestik justru mengalami kemerosotan dan kemunduran. Tanah dan petani semakin terserap ke sektor pertanian komersial yang dibutuhkan Pemerintah Hindia Belanda untuk perdagangan dunia.
          Keempat, akibatnya adalah semakin meningkatnya populasi petani yang berupaya melakukan kompensasi penghasilan uang-hal ini semakin dimantapkan menjadi kebiasaan-dengan intensifikasi produksi pertanian subsisten. Proses pemiskinan di pedesaan Jawa dijelaskan Geertz dalam konteks ini. Kemiskinan di Jawa adalah produk interaksi antara penduduk pribumi (petani di Jawa) dan struktur kolonial pada tingkat nasional dalam konteks politik-ekonomi. Adapun keterkaitan proses pemiskinan dan tesis involusi pertanian di Jawa, dijelaskan Geertz sebagai suatu pola kebudayaan yang memiliki suatu bentuk yang definitif, yang terus berkembang menjadi semakin rumit ke dalam. Pertanian dan petani Jawa secara khusus, dan kehidupan sosial orang Jawa secara umum, harus bertahan untuk menghadapi realita meningkatnya jumlah penduduk dan tekanan kolonial melalui proses kompleksifikasi internal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar